Pages

Pages - Menu

Pages - Menu

Senin, 02 Maret 2015

Majo and Sady "Rumah Baru"

Diikutkan Dalam Lomba Menulis Cerpen 'Majo & Sady'

Sabtu pagi ini adalah hari yang ditunggu-tunggu bagi Sady, ia akan melepaskan seluruh penat dan lelahnya dengan tidur seharian. Kini Majo dan Sady tengah sarapan diruang makan. 

"Sady" ucap Majo

"Emm" singkat Sady sambil mengunyah omurice yang Majo buatkan.

"Tadi Abeoji telpon, dan dia akan kemari bersama Eomma, kini mereka sedang diperjalanan"

"Emm"

"Aku akan menjemput mereka, kita kan baru pindah jadi mereka belum tahu rumah kita yang baru" 

"Emm" Sady masih asyik saja dengan makananya.

"Kau yang memasak dan membereskan semuanya ya, dari menyikat kamar mandi, menyapu dan mengepel lantai, mengelap kaca__" ucapan Majo terpotong.

Sady sudah melotot dan tersedak. "Uhuk__uhukk"

"Pelan-pelan Yeobo, igeo" Majo memberikan minumannya pada Sady

"Micheosseo?!" 

"Apanya?" Ucap Majo, heran.

"Kau menyuruhku melakukan itu semua sendiri?!" Sady masih tak setuju.

"Emm" ucap Majo meniru gaya Sady tadi.

"Aku tidak mau!"

"Aku kan akan menjemput Abeoji dan Eomma di stasiun, dan aku akan menunggu mereka disana, tolonglah Sady sekali ini saja. Yaa yaaa??" Mohon Majo. Sady teringat akan mertuanya dan ia kali ini menyetujui perintah Majo. Itu karena mertuanya akan datang.

"Baiklah"

"Ahhh saranghaeyo" ucap Majo girang dan terus mengucapkan kalimat itu. 

"Keumanhae!"  Majo langsung terdiam dan memanyunkan bibirnya. Tapi Sady hanya menatap Majo malas. 

"Baiklah aku pergi dulu" ucap Majo lalu berjalan menuju pintu. Majo diam sebentar menunggu Sady akan datang dan mengatakan "hati-hati dijalan urri Majo sayang" tapi Majo sudah lima menit berdiri didekat pintu dan Sady tak kunjung datang. Tiba-tiba Sady datang menghampirinya, dalam hatinya Majo sangat senang sekali.

"Hey, tunggu apa lagi kau?" Ucap Sady sambil memukul pelan bahu Majo. Bukan pelan tapi agak kencang karena Majo meringis kesakitan, Majo membalikan wajahnya menatap Sady dengan mata 'Puppy Eyes' nya berharap dapat ucapan atau perlakuan sayang.

"Ada apa dengan matamu heeh?" Majo hanya melengos "terbuat dari apa hati Sady ini?"

"Tidak kenapa-kenapa, aku pergi" sekarang Majo benar-benar pergi.

***

Sady mulai membersihkan rumahnya dari kamar mandi hingga ruang tamu tak ia lewatkan sedikitpun, baru kali ini Sady menjadi istri 'yang sebenarnya'. "ternyata capek juga" batin Sady lalu terbayang wajah Majo yang kecapean dengan rutinitasnya dirumah, "ahhh, itukan memang tugas Majo" Sady mengusir wajah Majo dari pikirannya.

Setelah selesai semua Sady masuk kedapur dan mulai memasak, Sady akan memasak iga bakar dan sup tulang sapi. Ia memang tidak ahli dalam memasak tapi untuk membuat sup tulang sapi dan iga bakar ia lumayan bisa, walaupun rasanya tak seperti Majo yang membuat. Sady menata semua makanan diatas meja. "Haah,Selesai juga" kini ia duduk diruang TV sambil menunggu Majo dan mertuanya datang.

Bel pun berbunyi, Sady setengah berlari kearah pintu dan membukanya.

"Annyeong hassimikka" ucap Sady sambil membungkukan badannya. 

Tapi ibu mertuanya langsung melengos masuk kedalam dan melihat-lihat sambil membetulkan letak kacamatanya. "Mulaii" batin Sady. Ibu mertuanya melangkah masuk semakin dalam, dan mencolek benda yang ada didekatnya dari lemari, meja dan kursi, agar mengetahui apakah masih terdapat debu. Sady yang merasa sudah membersihkannya, ia tenang-tenang saja. Tapi wajahnya berubah seketika saat melihat dua buah tanduk muncul dari kepala ibu mertuanya itu, dan matanya yang seperti kobaran api.

"Sady apa yang kau lakukan dirumah?, apa kamu tak pernah belajar?" Sady hanya menunduk sambil sesekali mengarahkan matanya pada Majo seperti meminta pertolongan, tapi Majo mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Tak hanya sampai disana. Mereka menuju ruang makan untuk makan siang bersama. Ibu mertuanya yang 'over protective' dengan sang anak, mencicipi semua hidangan yang tersedia. 

"Sayur apa ini?, tak karuan sekali rasanya" Sady yang merasa masih terus menundukkan wajahnya.

"Apa kamu makan makanan seperti ini terus sayang?,rasanya lebih tak ada apa-apanya dibandingkan buatanmu" ucap ibu Majo pada anaknya.

"Hmmm, hmmm" Majo bingung menjawabnya.

"Saya yang selalu memasak setiap hari, Eomma"

"Aaapaaa?"

***

Keterangan;


Abeoji : Ayah
Eomma : Ibu
Yeobo : Panggilan sayang untuk suami-istri
Igeo : ini
Micheosseo : Kamu sudah gila?
Saranghaeyo : Aku cinta kamu
Keumanhae : Hentikan
Urri Majo : Majo ku
Annyeong hassimikka : Sapaan halo untuk yang lebih tua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar